Kemajuan Ilmu Kebidanan berdampak pada peningkatan Operasi Caesar


Data Survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan terjadi kecenderungan peningkatan  operasi caesaria di Indonesia dari tahun 1991 sampai tahun 2007 yaitu 1,3–6,8%. persalinan caesaria di kota jauh lebih tinggi dibandingkan di desa yaitu 11% vs 3,9%.  (Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 15 No. 4 Oktober 2012: 331–338)
Survei Nasional pada tahun 2009, 921.000 persalinan dengan operasi cesar dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8%  (Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2 )

Sebenarnya ada apa dengan ilmu kebidanan? sehingga Operasi caesaria semakin tahun semakin meingkat, padahal kemajuan dalam ilmu kebidanan semakin lama semakin baik. pertanyaan ini sering menggelitik pikiran saya. sering saya berdiskusi dengan beberapa dosen kebidanan dan pada bidan yang sudah praktik bertahun-tahun.

Ada beberapa yang memberikan alasan, bahwa masyarakat sekarang tidak mempunyai keberanian untuk menahan rasa sakir saat melahirkan dan takut menghadapi kematian tanpa memperdulikan dampak yang ditimbulkan akibat operasi caesaria tersebut.

Ada juga yang memberikan pendapatnya kepada saya, adanya praktik money politic antara bidan dengan dokter yang menangani operasi caesaria. Bidan yang merujuk pasien ke rumah sakit untuk melakukan operasi caesaria akan mendapatkan bagian (vi) dari biaya yang dibebankan kepada ibu yang akan di operasi.

Ada juga yang beralasan, Bidan tidak mau mengambil resiko apabila dalam menangani kelahiran mengalami kegagalan, misalnya ibu meninggal atau anak yang tak terselamatkan. Hal ini akan berdampak pada masa depan bidan tersebut. Bisa dipastikan bidan yang mengalami kegagalan tersebut tidak akan di percaya masyarakat. dengan alasan itulah maka bidan tidak mau ambil resiko dengan merujuknya ke rumah sakit untuk operasi caesaria.

Lalu bagaimana sebenarnya? Bukannya akan lebih menggembirakan dengan kemajuan ilmu kebidanan yang secara terang terangan menyisihkan bahkan memusnahkan ilmu dukun beranak tradisional, dapat meningkatkan persentase ibu yang melahirkan secara normal. Wallohu A'lam. (BMU)


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

5 komentar

Write komentar
4 September 2016 at 16:40 delete

Pendapat saya sih, kenapa tidak digabungkan antara ilmu dukun beranak tradisional yang menggunakan ilmu batin dengan ilmu kebidanan yang menggunakan ilmu lahir, mungkin akan lebih bagus

Reply
avatar
Anonymous
4 September 2016 at 19:06 delete

Saya pernh punya teman yg oleh dokter spesialis divonis sc krn ari2 menutupi jln lhr,,dan dia pun mmg ingin sc,,alasannya ingin merasakn gmn sih sc itu,,nmn pas hari H atas kuasa Alloh ari2 itu pindah sdkt shg ad jln utk kluar sang bayi scr normal,,pd wkt itu dia sdh drmh skt,,krn wktny mlm dokter spesialis jadwalny pulang mk yg nunggu bidan,dg sbr bidan menunggui sampai lhr normal. Tmn sy crt seandainy wkt itu tdk mlm bs jd sm dokternya dsuruh operasi krn proses lhrnya lumayan lm...pg br lhr,,
Ad jg kasus yg sy temui wkt sy sdg dklinik.seorg bidan,,pasien hrs dirujuk krn jk tdk drujuk/mlhrkn normal khawatir akn kejang,,sy lp ap nmnya,ad pula yg krn lama tdk terjd pembukaan lanjutan dan khawatir kering ketubannya mk hrs drujuk,,sy rasa secar atw normal kembali ke ibu yg mau mlhrkan,bisakah ia mnjg kshtn,keinginn sc atw normal,,dan jg dukungan bidan pendamping(barangkali ad bidan pendamping :-) ) jd utk para cln bidan ksh dukungan pd cln ibu yg mau mlhrkn dg normal. Hehehe...nyambung gk sih pendapat saya.hihi

Reply
avatar
4 September 2016 at 19:13 delete

Terima kasih komentar nya.. Saya sependapat bahwa seharusnya seorang bidan Semaksimal mungkin memotivasi dan memberikan sugesti bahwa sc adalah alternatif terakhir. Bidan jauh dari pemikiran bisnis sesuai dengan etika dan ikrar yang pernah diucapkan

Reply
avatar
4 September 2016 at 23:53 delete

Wah cantik cantik tuh para nurs /perawatnya. Boleh dikenalkan tidak.

Reply
avatar
5 September 2016 at 00:53 delete

Bisa Bang Oji...hehehe terima kasih sudah berkunjung

Reply
avatar